Powered By Blogger

Rabu, 16 Maret 2011

Roida dan Rully


kadang kala orang lain suka salah menyebut dia sebagai pacarku padahal sebenarnya kami adalah teman dekat, awalnya. Kami memiliki kesamaan pemikiran dan kami saling merasa nyaman. Kemudian hari pun berganti, kedekatan kami sering disalah gunakan oleh orang lain sebagai ajang untuk menjatuhkan salah satu diantara kami secara bergantian. Sedih dan sangat sakit memang atas tindakan yang mereka lakukan. Seperti mereka tidak memiliki hati. Meski begitu kami tetap selalu bersama. Walaupun sering juga terjadi perselisihan diantara kami. Tapi sampai detik ini kami bersama, membawa perasaan sayang kami, dan akan terus bersama untuk memberi manfaat bagi setiap orang disekeliling kami. Love R.R

Kamis, 03 Maret 2011

Aku mau tanya?

Kata orang ketika aku duduk di bangku SMP aku masih menjadi “anak kecil”. Kenapa anak kecil? Karena masa SMP adalah masa peralihan antara anak-anak menjadi remaja istilah sosiologinya adalah masa pra remaja atau masa sebelum remaja. Dan dimasa itu kita lagi seneng-senengnya disebut anak gede jadi pengen keliatan sok gede padahal secara emosional justru lagi labil-labilnya. Masih anak-anak yang berdandan ala embak-embak . Sekarang aku udah SMA nah kalo SMA apa disebut anak kecil lagi?? Masa SMA adalah masa peralihan juga antara remaja menuju ke dewasa. Masa ini kita lagi mempersiapkan diri bener-bener buat menata masa depan. Tapi ada juga yang justru menyalah gunakan masa SMA. Kebanyakan mereka berpikir udah dewasa makanya mereka sok tau dan membuat hidup mereka penuh kesenangan, pikirnya. Padahal salah banget kalau mereka itu dewasa. Mereka masih remaja, masih ada sisa kelabilan. Malah dalam proses kematangan kalo belum matang dipaksakan matang? Ga jadi dong. Salah besar juga mereka membuat hidup mereka dengan kesenangan-kesenangan yang mereka buat. Justru kesenangan itu adalah racun yang tanpa mereka sadari akan membunuh masa depan mereka yang seharusnya bisa menjadi terang. Kalau kayak gitu, kapan dong kita jadi anak remaja? Jadi orang dewasa? Kita selalu disodorkan dengan kata-kata peralihan dan kata belum. Dan sering kali ketika kita bertanya tak diperhatikan dengan benar. Orang yang dibilang dewasa justru menyepelekan pertanyaan kita. Kadang mereka justru menjawab dengan penjelasan panjang lebar penuh teori yang sangat membingungkan. Dan kesimpulannya?? Ga ada,. 
Dimana kita harus bertanya sehingga kita bisa mendapatkan jawaban yang pasti dan dapat kita pahami? Dimana kita harus mengeluh dan bercerita semuanya? Dimana kita harus mencari penerangan? Di orang yang dewasa? Orang yang selalu mengatakan kita itu belum, ya belum remaja ya belum dewasa? Apa mereka mampu? Sukanya membingungkan. Sepertinya mereka hanya mampu menyalahkan kita ketika kita berbuat salah. Sepertinya mereka baru mau melihat kita “sejenak” setelah kita jatuh. Lalu bagaimana kita bisa melihat jalan yang lurus?