Bel berbunyi tepat pukul 07.00, serentak siswa-siswi yang berada diluar lapangan berjalan tergoboh-goboh. Menuju kelas tujuan sambil saling menyapa kawan disetiap perjumpaan. Senyum tak henti mengembang, menunjukkan semangat menuju masa depan yang cerah.
Lapangan hijau yang luas dan gagahnya aula menjadi pemandangan utama ketika berhasil melewati pintu utama. Kebanggaan tersirat diraut wajah setiap orang yang pernah memilikinya. Pepohonan hijau sebagai pagar batas alami senantiasa melambai untuk menyepa orang yang melawatinya. Kolam indah berhiaskan ikan warna-warni menjadi warna tersendiri di kanan dan kiri aula yang megah. Ketenangan jiwa ketika bersujud pada Sang Pencipta di tempatkan di sebuah mushola indah di atas aula yang gagah.
Dikelilingi puluhan ruangan tempat siswa menuntut ilmu, di bimbing guru-guru hebat pemberi semangat. Canda dan tawa mengisi setiap koridor kelas berlantai keramik dan berdinding hijau. Bangunan Belanda warisan budaya mendominasi gaya bangunan yang berwarna hijau ini. Kenyamanan kian terasa ketika alunan music terdengar dari studio berfasilitas lengkap.
Semuanya serba modern. Setiap kelas dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Siswa kini tak hanya berpegang buku, melainkan membawa laptop. Area free hotspot membuat siswa tak mudah beranjak. Pengisi perut pun tersedia, berjejer kantin yang menghidangkan santapan lezat selera kawula muda.
Kedisiplinan dan kebersihan dijunjung tinggi disini. Rasa nasionalis dan religious tak terlupakan. Saling menghargai perbedaan terutama masalah keyakinan sangat nampak. Kebersamaan dibalik perbedaan menjadikan sekolah ini semakin kuat berdiri. Menunjukkan potensi dan prestasi.
Hidup itu bagaikan selembar kerta dengan sketsa. Hambar memang tanpa hiasan bahkan warna. Maka dari itu kita sebagai manusia harus menjalani kehidupan ini dengan luar biasa agar dapat mengumpulkan setiap pastel hingga lembaran hidup itu menjadi berwarna. Warna-warni hidup. Sebagian warna yang sudah saya temukan namun akan terus saya cari warna-warna yang lain :)
Jumat, 25 Februari 2011
More than words
Saying I love you is not the words I want to hear from you
It’s not that I want you not to say but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn’t have to say
That you love me
Cause I’d already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel that your love for me is real
What would you say if I took the words away
Then you couldn’t make things new
Just by saying I love you
Now that I’ve tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes and just reach out your hands
And touch me hold me close don’t ever let me go
More than words is all I’d ever needed you to show
Then you wouldn’t have to say that you love me
Cause I’d already know
It’s not that I want you not to say but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn’t have to say
That you love me
Cause I’d already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel that your love for me is real
What would you say if I took the words away
Then you couldn’t make things new
Just by saying I love you
Now that I’ve tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes and just reach out your hands
And touch me hold me close don’t ever let me go
More than words is all I’d ever needed you to show
Then you wouldn’t have to say that you love me
Cause I’d already know
Perkenalan
Nama saya Roida Hasna Afrilita. Biasanya dipanggil Nana, tapi ada juga yng manggil Roida (mayoritas yang manggil Roida adalah orang di masa saya SMP). Saya senang dipanggil keduanya jadi tidak ada yang saya larang. Yang penting sesuai dan enak didengar saja. Saya seorang anak perempuan dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Asli Magelang, kelahiran 23 Juli 1994. Dari lahir sampai SMP saya tinggal di Kota Gethuk (Magelang-red). Namun semenjak saya lulus SMP saya memutuskan untuk hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan saya di bangku SMA. Sekarang saya duduk di bangku kelas 10 MAN Yogyakarta III. Saya masuk kedalam kelas yang disebut kelas Internasional karena sekolah saya PMBI. Mungkin sebagian orang belum mengetahui apa itu PMBI. PMBI sama halnya dengan RSBI namun teruntuk madrasah yang bergenre Islami. Sebagian besar orang bertanya-tanya kenapa saya memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan memilih Madrasah bukan SMA negeri yang lebih bagus dari madrasah, mengingat dulu saya sekolah di SMP (kata orang) favorit dan menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah. Bahkan saya pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Organisasi utama di sekolah ini. Apa karena nem saya? Kalau boleh saya berkata nemnya tidak terlalu buruk. Ya memang kurang satu nilai lagi untuk bisa masuk di SMA Teladan. Lalu kenapa? Saya biasa menjawab karena kesasar. Saya suka bingung harus cerita darimana karena ceritanya panjang. Bahkan bisa dibilang sedikit nyleneh alasan saya (hehehe). Tapi saya tidak memperdulikan sekolah negeri atau madrasah, toh madrasah yang saya pilih ini salah satu madrasah yang terbaik. Tidak kalah dengan sekolah negeri. Yang terpenting adalah ilmunya baik ilmu akademik non akademik dan ilmu kehidupannya. Meskipun tidak saya pungkiri rasa menyesal dan malu menyebut madrasah saya ketika saya ditanya orang juga sering saya rasakan. Tapi saya mencoba untuk membuang jauh perasaan itu dan mencoba memperteguh apa yang menjadi tujuan utama saya memilih madrasah ini. Biarkan saya saat ini orang berkata seperti itu kepada saya karena pilihan saya saat ini tapi suatu hari nanti mereka akan mengerti dan melihat serta merasa kecewa karena pernah mempertanyakan diri saya. Sepertinya cukup ini saja dulu. Masih banyak yang sebenarnya ingin saya bagi tapi masih ada beberapa episode lainnya. Semoga dengan yang sedikit ini kalian bisa mengerti siapa saya sebenarnya. Salam kenal ya..
Langganan:
Komentar (Atom)
